Berikutyang bukan merupakan Software Sistem Operasi adalah a. Mac OS X b. Ubuntu c. Windows Movie Maker d. Windows 7 e . Gerakan gambar berdasarkan inputan dari mouse/keyboard 22. Di bawah ini adalah software aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat animasi 2D yaitu . a. PHP b. CorelDraw c. Cool EditPro d. Macromedia Dreamweaver e 2 Berikut ini yang bukan merupakan ketentuan sistem binomial nomenklatur adalah A. Harus diketik menggunakan komputer dengan format huruf miring atau digaris bawahi. B. Kata pertama diawali dengan huruf kapital dan kata kedua diawali dengan huruf kapital dan kata kedua diawali dengan huruf kecil. Sistempenamaan ini disebut berbagai nomenklatur binominal (khususnya dalam lingkaran zoologi), nomenklatur biner (khususnya dalam lingkaran botani), atau sistem klasifikasi binomial. Cara penamaan ini (nama ilmiah) diperkenalkan oleh "bapak taksonomi" yaitu Carolus Linnaeus atau Carl von Linne. Berikut adalah aturan penamaan dalam Binomial TataNama Ganda (Binomial Nomenklatur) Berikut adalah bagaimana cara memberi nama ilmiah makhluk hidup dengan menggunakan aturan penulisan sistem tata nama ganda atau binomial nomenklatur. Aturan penulisan dalam tatanama ganda selalu menempatkan nama ("epitet" dari epithet) genus di awal dan nama ("epitet") spesies mengikutinya . Ilustrasi menulis. Sistem Binomial Nomenklatur ialah sistem penamaan dua istilah. Foto Binomial Nomenklatur merupakan sistem penamaan dua istilah terhadap spesies makhluk hidup. Segala sesuatu yang memiliki sebutan atau nama tentunya akan memudahkan kita dalam menjalin komunikasi. Sebagai contoh, bila ada yang menyebut kata pisang, orang lain yang paham bahasa Indonesia akan mengerti apa itu berkaitan dengan bahasa yang dipakai oleh manusia. Dari contoh di atas, pisang merupakan kata bahasa Indonesia. Dalam bahasa Jawa pisang disebut "gedang", dalam bahasa Sunda disebut "cau", dan dalam bahasa Inggris disebut "banana". Ragam nama untuk pisang tersebut bukan merupakan nama yang dimengerti secara luas atau tidak Sistem Binomial NomenklaturPada 1735, Bapak Klasifikasi Makhluk hidup, Carolus Linnaeus, menciptakan Sistem Binomial Nomenklatur atau sistem penamaan dua istilah. Hal itu dilakukan agar memudahkan para ilmuwan biologi berkomunikasi mengenai jenis makhluk Diah Aryulina dkk., dalam Buku Biologi SMA dan MA Untuk Kelas 10, pada sistem binomial nomenklatur, bahasa yang digunakan oleh Linnaeus adalah bahasa dirinya memilih bahasa Latin, yakni karena pada masa itu bahasa tersebut adalah bahasa ilmiah yang universal. Ia memberikan Sistem Binomial Nomenklatur berupa nama ilmiah di setiap spesies makhluk Sistem Binomial Nomenklatur, spesies makhluk hidup diberi nama Latin dengan jumlah dua kata. Masing-masing terdiri dari nama genus dan nama spesies. Sistem penamaan ini juga memasukkan singkatan nama orang yang pertama kali mengidentifikasi suatu spesies makhluk penggunaan sistem binomial nomenklatur pada pisang adalah penamaan ilmiah Musa paradisiaca L. Foto penggunaan sistem binomial nomenklatur adalah pisang dengan nama ilmiah Musa paradisiaca L. Nama genus pisang adalah Musa, sedangkan nama penunjuk spesiesnya adalah paradisiaca. Adapun pengidentifikasian pisang ini pertama kali dilakukan oleh Linnaeus, sehingga disingkat L. Dengan demikian, ilmuwan biologi di seluruh dunia akan menggunakan istilah Musa paradisiaca jika berkomunikasi tentang Penulisan Nama Ilmiah dalam Sistem Binomial NomenklaturDikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMK dan MAK Kelas X oleh Tri Mutiara dkk., berikut aturan penulisan nama ilmiah spesies makhluk hidup pada sistem binomial nama ilmiah harus terdiri dari dua kata menggunakan bahasa Latin atau bahasa lain yang diperlakukan sebagai bahasa latin. Contohnya, Durio zibethinus durian merupakan bahasa Indonesia yang diperlakukan sebagai bahasa pertama berupa nama marga genus, sedangkan kata kedua berupa kata penunjuk pertama pada kata pertama genus dimulai dengan huruf kapital. Huruf pertama pada kata kedua spesies dimulai dengan huruf kata harus dicetak miring jika diketik dengan komputer atau digarisbawahi jika ditulis dengan nama tumbuhan atau hewan lebih dari dua kata, kata kedua dan berikutnya disatukan atau ditulis dengan tanda penggandeng -. Contohnya, Hibiscus rosa sinensis ditulis Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus tumbuhan tidak boleh menamakan spesies dengan dua kata suatu tautonim, yaitu dua kata yang persis sama atau hampir sama. Misalnya, Linaria linaria atau Boldu boldu. Namun, aturan ini tidak berlaku bagi pemberian nama penemu ditulis dalam singkatan atau ditulis lengkap di belakang nama penunjuk spesies. Namanya tidak digarisbawahi, tidak dicetak miring, dan ditulis dengan awal huruf kapital. Binomial Nomenklatur adalah sistem penamaan dua istilah yang menggunakan dua kata yang berbeda untuk nama spesies, tumbuhan, hewan dan organisme hidup. Binomial Nomenklatur juga dikenal sebagai Nomenklatur Biner. Dua istilah ini terdiri dari nama generik yang merupakan genus kategori dari spesies itu, dan nama spesifik yang menunjukkan spesies itu sendiri. Sistem penamaan dua istilah ini juga dapat menggunakan beberapa bahasa lain untuk membuat nama ilmiah tersebut. Nama-nama ilmiah ini unik dan membantu dalam mengidentifikasi organisme di mana pun di dunia. Pada tahun 1730an ada ilmuwan yang bernama Carolus Linnaeus geram melihat penamaan tumbuhan yang nampak kacau. Contohnya bunga mawar diberikan nama yang cukup rumit dan banyak versi Rosa sylvestris inodora seu canina atau Rosa sylvestris alba cum rubore folio glabro. Rumit bukan? Melihat fenomena ini, Linnaeus membuat sebuah sistem penamaan atau tata nama yang akhirnya memudahkan kita untuk mengenal makhluk hidup dan menjadi solusi atas kerumitan yang dia rasakan. Tata nama yang dibuat Linnaeus akhirnya disepakati oleh para ilmuwan dan digunakan hingga saat ini. Tata nama tersebut memiliki nama Binomial Nomenklatur. Linnaeus memperkenalkan sistem penamaan ilmiah yang disebut tata nama ganda atau binomial nomenklatur. Setiap nama makhluk hidup terdiri atas dua kata. Aturan penulisan Binomial Nomenklatur adalah Penamaan menggunakan bahasa Latin atau yang dilatinkan Kata pertama menunjukkan genus atau kedua menunjukkan spesies. Contoh Zea mays jagung, Zea = genus, mays = spesies Kata pertama dimulai dengan huruf kapital dan kata kedua ditulis dengan huruf kecil Nama spesies ditulis dengan huruf yang berbeda dengan huruf yang ada disekitarnya, misal dengan digarisbawahi secara terpisah atau dicetak miring. Contoh Oryza sativa atau Oryza sativa padi. Jika kata penunjuk spesies terdiri atas dua kata atau lebih, digunakan tanda hubung. Contoh Hibiscus rosa-sinensis kembang sepatu Nama spesies dapat diakhiri dengan notasi author orang yang memberi nama Latin spesies tersebut. Contoh Oryza sativa L. L. adalah singkatan dari Linnaeus Nama famili diambil dari nama genus organisme yang bersangkutan ditambah akhiran -aceae untuk tumbuhan dan -idae untuk hewan. Contoh Solanum + -aceae = Solanaceae Canis + -idae = Canidae Pemberian nama divisi, kelas, dan ordo untuk tumbuhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tingkat Takson Penambahan Contoh Divisio + -phyta Spermatophyta Tumbuhan berbiji Kelas + -opsida Magnoliopsida, Liliopsida Ordo + -ales Magnoliales, Laurales Dalam biologi, klasifikasi menjadi hal yang sangat penting. Ada ribuan sampai jutaan spesies, sehingga mengelompokkan organisme ke dalam kategori yang tepat dapat menjadi tugas yang sulit. Untuk membuatnya lebih mudah bagi semua ilmuwan dapat memahaminya, sistem klasifikasi harus dikembangkan. Tata nama dalam biologi telah mengalami perubahan berkali-kali semenjak manusia mencatat berbagai jenis organisme. Plinius dari masa Kekaisaran Romawi telah menulis sejumlah nama tumbuhan dan hewan dalam ensiklopedia yang dibuatnya dalam bahasa Latin. Sistem penamaan organisme selanjutnya selalu menggunakan bahasa Latin dalam tradisi pencatatan Eropa. Hingga sekarang sukar dijumpai sistem penulisan nama organisme yang dipakai dalam tradisi Arab atau Tiongkok. Kemungkinan dalam tradisi ini penulisan nama menggunakan nama setempat nama lokal. Keadaan berubah setelah cara penamaan yang lebih sistematik diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus atau Carl von Linne yang disebut “Bapak Taksonomi” dalam buku yang ditulisnya, Systema Naturae Sistematika Alamiah. Tata nama binomial atau binomial nomenklatur merupakan aturan penamaan baku bagi semua organisme makhluk hidup yang terdiri dari dua kata binomial berarti dua nama’ dari sistem taksonomi biologi, dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Aturan ini pada awalnya diterapkan untuk fungi, tumbuhan dan hewan oleh penyusunnya Carolus Linnaeus, namun kemudian segera diterapkan untuk bakteri pula. Sebutan yang disepakati untuk nama ini adalah nama ilmiah’ scientific name. Awam seringkali menyebutnya sebagai “nama latin” meskipun istilah ini tidak tepat sepenuhnya, karena sebagian besar nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberi pertelaan atau deskripsi disebut deskriptor lalu dilatinkan ataupun dari bahasa Latin sendiri. Carolus Linnaeus memilih penggunaan bahasa Latin untuk penamaan karena dari masa ke masa hingga saat ini, bahasa Latin tidak mengalami perubahan maupun perkembangan, melainkan tetap. Penamaan organisme pada saat ini diatur dalam Peraturan Internasional bagi Tata Nama Botani ICBN bagi tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional bagi Tata Nama Zoologi ICZN bagi hewan dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional bagi Tata Nama Prokariota ICNP. Aturan penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan aturan lain yang berlaku bagi tanaman budidaya Peraturan Internasional bagi Tata Nama Tanaman Budidaya, ICNCP. Binomial Nomenklatur Mungkin kontribusi tunggal terbesar yang dibuat Linnaeus untuk ilmu adalah metodenya penamaan spesies. Metode ini, yang disebut binomial nomenklatur, memberikan masing-masing nama spesies dengan dua kata Latin yang unik terdiri dari nama genus dan nama spesies. Contohnya adalah Homo sapiens, dua kata nama Latin untuk manusia. Secara harfiah berarti “manusia yang bijaksana.” Ini adalah mengacu pada otak besar kita. Mengapa memiliki dua nama ini begitu penting? Hal ini mirip dengan orang yang memiliki nama pertama dan terakhir. Anda mungkin tahu beberapa orang dengan nama pertama Michael, tapi nama belakang ditambahkan ke Michael biasanya diberi garis bawah yang menunjukan persis siapa yang Anda maksud. Dengan cara yang sama, memiliki dua nama unik yang mengidentifikasi spesies. Pengertian Binomial Nomenklatur. Binomial Nomenklatur adalah sistem yang digunakan untuk mengidentifikasi semua organisme di Bumi, dari gajah sampai pada ganggang. Nama binomial atau nama ilmiah mengidentifikasi organisme melalui genus dan spesies, untuk memastikan bahwa semua orang mengerti organisme mana yang sedang dibahas. Binomial Nomenklatur cocok cocok digunakan dalam taksonomi untuk skala besar, ilmu pengelompokkan organisme hidup telah menugaskan kepada mereka untuk memahami sifat hubungan dan perbedaan antara mereka. Nama ilmiah dari suatu organisme dapat dianggap nama definitif, dengan nama ilmiah yang dipahami oleh para ilmuwan di seluruh dunia. Anda juga dapat mendengar nama-nama ilmiah yang disebut sebagai “nama Latin,” dalam referensi ke banyaknya penggunaan Latin dalam taksonomi. Namun, juga hal yang biasa jiga melihat nama Latin, biasanya menghormati orang yang menemukan organisasi, atau daerah di mana ia ditemukan, misalnya, Branta canadensis adalah Goose Kanada. Bahasa Yunani juga digunakan dalam nama ilmiah, sering campur aduk dengan bahasa Latin karena pengaruh beberapa sarjana tempo dulu. Sejarah Binomial Nomenklatur. Sistem tata nama binomial dikembangkan oleh Carolus Linnaeus, seorang ilmuwan abad ke-18 yang berusaha untuk menyusun alam dengan sistem taksonomi. Berbagai sistem taksonomi telah digunakan sebelum titik ini, tapi Linnaeus membangun secara fleksibel, mudah untuk menggunakan sistem juga mengcakup dengan cepat. Taksonomi sebenarnya sebagian besar masih dilakukan dengan disiplin sampai abad ke-19, ketika orang mulai menetapkan kode dan organisasi untuk mengawasi bidang taksonomi. Ketika organisme baru ditemukan, mereka melaporkan organisasi ini untuk memastikan bahwa penemuan ini, pada kenyataannya adalah baru, yang memungkinkan nama baru yang akan dihasilkan. Hal ini dapat membantu untuk mengetahui tentang beberapa konvensi yang digunakan dalam hal binomial nomenklatur. Sebagai contoh, nama ilmiah selalu diberikan dengan genus yang dikapitalisasi, huruf miring, seperti ini Genus spesies. Dalam jurnal ilmiah, penghargaan diberikan kepada orang yang menemukan organisme dalam tanda kurung setelah daftar pertama dari nama ilmiah, seperti ini Contoh hewan Jones, 1997. Ketika nama umum dari suatu organisme diberikan, nama ilmiah berikut dalam tanda kurung, seperti dalam contoh ini “The Common Wombat Vombatus ursinus tinggal di Australia.” Nama genus selalu disebutkan, kecuali jika Anda menyebutkan nama ilmiah suatu organisme lebih dari sekali dalam dokumen tertulis atau penulisan ilmiah, dalam hal ini Anda dapat mengubahnya menjadi sebuah awal, seperti ini “Makhluk biologis dari Atlantik yaitu cumi-cumi raksasa Architeuthis dux belum sepenuhnya dipahami, tetapi para ilmuwan berharap bahwa penelitian lebih lanjut dari A. dux dan sepupunya, cumi-cumi raksasa Selatan A. sanctipauli akan menghasilkan informasi lebih lanjut tentang makhluk-makhluk yang menarik”. Penggunaan nama yang umum seperti” E. coli ” lebih disukai oleh konvensi binomial nomenklatur, yang para ilmuwan sepakat mengacu pada Escherichia coli yang ditulis dalam tiap diskusi bakteri yang menarik ini. Dalam zoologi, taksonomi diawasi oleh International Commision Zoological Nomenclature ICZN, yang setara dengan botani, bakteri, dan virus. Kelompok-kelompok ini semuanya menerapkan aturan khusus dan kode untuk nama-nama ilmiah yang mereka awasi, memastikan keseragaman dalam bidang mereka. Taksonomi juga tidak berarti harga mati, organisme dapat bergerak di antara genera, misalnya, sebagai informasi lebih lanjut dikumpulkan tentang mereka. Penyebutan autoritas. Dalam naskah-naskah ilmiah, paling tidak salah satu nama spesies biasanya pada penyebutan pertama kali atau pada tempat utama diikuti oleh “autoritas” – suatu cara penyebutan untuk orang yang pertama kali mempublikasikan deskripsi yang valid mengenai spesies tersebut. Cara penulisan ini memiliki perbedaan di antara bidang zoologi dan botani termasuk mikologi. Nama autor ditulis di belakang nama takson. ICZN mengatur penulisan nama autor di bidang zoologi dalam bentuk nama akhir nama keluarga diikuti oleh tanggal boleh hanya tahun publikasi. Di bidang botani, ICBN menggunakan singkatan nama terdaftar dan mengabaikan tanggal hal ini dulu pernah digunakan pula di bidang zoologi. Apabila nama awal diganti, misalnya karena spesies dipindahkan ke genus yang lain, kedua sistem tata nama menggunakan tanda kurung parentesis yang mengapit autor awalnya. Contoh penyebutan autoritas tumbuhan Amaranthus retroflexus L. – “L.” adalah singkatan baku untuk “Linnaeus”. tumbuhan Hyacinthoides italica L. Rothm. – Linnaeus pertama kali menamakan tumbuhan ini sebagai Scilla italica; Rothmaler memindahkannya ke genus Hyacinthoides. hewan Passer domesticus Linnaeus, 1758 – nama asli diberikan oleh Linnaeus sebagai Fringilla domestica; tidak seperti ICBN, ICZN tidak memerlukan penulisan nama orang yang memindahkan nama spesies ke genus lainnya. Tatanama Trinomial Penamaan biologi dapat diperluas hingga tingkat di bawah spesies subspesies. Dalam zoologi penamaan ini disebut “trinomen” sedangkan di bidang botani penamaan ini disebut “trinomial”. Tatanama Tumbuhan. Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan identifikasi, pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi. Peraturan tentang pemberian nama ilmiah perlu diciptakan agar ada kesamaan pemahaman di antara ahli-ahli Botani di seluruh dunia tentang apa yang dimaksud. Nama ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin atau bahasa yang diperlakukan sebagai bahasa Latin tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya. Setiap individu tumbuhan termasuk dalam sejumlah taksa yang jenjang tingkatnya berurutan. Tingkat jenis species merupakan dasar dari seluruh takson yang ada. Nama-nama takson di atas tingkat suku familia diambil dari ciri khas yang berlaku untuk semua warga dengan akhiran yang berbeda menurut tingkatnya. Nama suku familia merupakan satu kata sifat yang diperlakukan sebagai kata benda berbentuk jamak. Nama tersebut diambil dari nama salah satu marga yang termasuk dalam suku tadi ditambah dengan akhiran -aceae. Nama marga merupakan kata benda berbentuk mufrad atau suatu kata yang diperlakukan demikian. Kata ini dapat diambil dari sumber mana pun, dan dapat disusun dalam cara sembarang. Nama ilmiah untuk jenis harus bersifat ganda, artinya terdiri atas dua suku kata yang berbentuk mufrad yang diperlakukan sebagai bahasa Latin. Nama takson tingkat suku ke bawah diikuti nama orang yang memberikan nama ilmiah dalam bentuk singkatan. Berikut ini yang bukan merupakan ketentuan sistem binomial nomenklatur adalah... pertama sebagai penunjuk genus dan diawali denganhuruf kapital kedua sebagai penunjuk jenis dan diawali dengan huruf kapital atas dua kata dalam bahasa latin atau yang dilatinkan spesies dicetak miring atau digaris bawahi B. kata kedua penunjuk spesies diawali huruf kapital, karena seharusnya penulisan spesies menggunakan huruf kecil semua B. kata kedua sebagai penunjuk jenis dan diawali dengan huruf kapital seharusnya huruf kata kedua kecil semua Carolus linnaeus menentukan cara penulisan nama jenis suatu organisme dengan sistem binominal. berikut ini yang bukan merupakan ketentuan pada sistem binominal nomenklatur adalah ..a. kata pertama sebagai genus dan diawali dengan huruf kapitalb. kata kedua sebagai petunjuk spesies dan diawali dengan huruf kapitalc. terdiri atas dua kata dalam bahasa latin atau yang di latinkand. nama spesies dicetak miring atau digaris bawahi e. dibelakang nama spesies hendaknya dicantumkan nama pendeskripsi

berikut ini yang bukan merupakan ketentuan sistem binomial nomenklatur adalah